Hakikat Ilmu Kimia
Hakikat Ilmu Kimia
Kata “Ilmu Kimia” bagi siswa bagi siswa yang baru mulai
mepelajarinya si sekolah menengah tingkat atas tentu bukanlah termasuk kata
yang baru. Mungkin di antara siswasebelumnya mengira bahwa kimia merupakan pelajaran
yang suli. Sebenarnya tidak demikian. Apa itu ilmu kimia dan bagaimana
mengetahuinya ?
Untuk mempermudah mempelajari materi hakikat ilmu kimia, maka perhatikan rangkaian (epitome) berikut ini !
URAIAN MATERI
A.
Pengertian Ilmu Kimia
Ilmu kimia
adalah ilmu yang mempelajari :
-
Susunan
(komposisi, struktur) zat.
-
Sifat
zat
-
Perubahan
susunan/sifat zat
-
Perubahan
energy yang terjadi waktu zat mengalami perubahan
Komposisi
dan struktur zat berhubungan dengan sifat zat. Komposisi dan struktur tertentu
menghasilkan sifat tertentu. Komposisi dan struktur dua zat berbeda maka sifat
zat akabn berbeda. Dengan mengetahui susunan (komposisi dan struktur zat, kita
dapat meramalkan sifat zat tersebut. Sebaliknya dengan mengetahui sifat zat,
kita dapat pula meramalkan komposisi dan struktur zat terebut.
Melalui
proses kimia, kebanyakan zat dapat dirubah komposisi, struktur, dan sifatnya,
sehingga terbentuk zat lain yang mempunyai susunan dan sifat zat yang berbeda
dengan sebelumnya. Telah disebutkan pula bahwa ilmu kimia juga mempelajari
perubahan energi yang menyertai perubahan zat. Energi tersebut terdapat dalam
berbagai bentuk seperti energi panas, energi cahaya, energi listrik, energi
bunyi, dan energi tekanan.
A. Hakikat Ilmu Kimia
A.
Kimia
sebagai Proses
Ilmu Pengetahuan Alam (Kimia) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
gejala alam secara sistematis, sehingga IPA (Kimia) bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Kimia sebagai suatu proses (alat atau metode) merupakan keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dibutuhkan
untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan. Sebagai
proses dapat diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan
maupun untuk menemukan pengetahuan baru.
Kimia sebagai proses mengandung pengertian cara berpikir dan
bertindak untuk menghadapi atau merespons
masalah-masalah yang ada di lingkungan. Jadi, kimia sebagai proses
menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil (produk) inilah
yang kemudian dikenal sebagai proses ilmiah. Melalui proses-proses ilmiah
akan didapatkan temuan-temuan ilmiah. Ditinjau dari segi proses, maka kimia memiliki
berbagai keterampilan sains, misalnya:
a.
Mengidentifikasi dan menentukan variabel tetap dan variabel berubah.
b. Menentukan
apa yang diukur dan diamati,
c.
Keterampilan mengamati menggunakan sebanyak mungkin indera (tidak hanya indera
penglihat), mengumpulkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan perbedaan,
mengklasifikasikan,
d.
Keterampilan dalam menafsirkan hasil pengamatan seperti mencatat secara
terpisah setiap jenis pengamatan, dan dapat menghubung-hubungkan hasil pengamatan.
e.
Keterampilan menemukan suatu pola dalam seri pengamatan, dan keterampilan dalam
mencari kesimpulan hasil pengamatan,
f.
Keterampilan dalam meramalkan apa yang akan terjadi berdasarkan hasil-hasil
pengamatan, dan
g.
Keterampilan menggunakan alat/bahan dan mengapa alat/bahan itu digunakan.
Selain itu adalah keterampilan dalam menerapkan konsep, baik penerapan konsep
dalam situasi baru, menggunakan konsep dalam pengalaman baru untuk menjelaskan
apa yang sedang terjadi, maupun dalam menyusun hipotesis.
Keterampilan IPA juga menyangkut keterampilan dalam
berkomunikasi seperti:
a.
Keterampilan menyusun laporan secara sistematis,
b. Menjelaskan
hasil percobaan atau pengamatan,
c. Cara
mendiskusikan hasil percobaan,
d. Cara
membaca grafik atau tabel, dan
e.
Keterampilan mengajukan pertanyaan, baik bertanya apa, mengapa dan
bagaimana, maupun bertanya untuk meminta penjelasan serta keterampilan
mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.
Jika aspek-aspek proses ilmiah tersebut disusun dalam
suatu urutan tertentu dan digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan yang
dihadapi, maka rangkaian proses ilmiah itu menurut Towle (1989) menjadi suatu
metode ilmiah.
Contoh kimia sebagai proses dalam pembelajaran adalah peserta didik
melakukan eksperimen tentang larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.
Peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui
pemasangan alat uji elektrolit, persiapan bahan, melakukan eksperimen, kemudian
dilakukan pengambilan data, lalu data yang telah diperoleh tadi diolahan dan
dilakukan penafsiran data untuk memperoleh kesimpulan. Kemudian peserta didik
menyampaikan hasil percobaan secara lisan atau tertulis. Ini merupakan
contoh dari proses kimia untuk mendapatkan pengetahuan yang baru.
B.
Kimia sebagai Produk
Kimia sebagai produk sains merupakan fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, hukum-hukum, konsep, dan teori-teori yang diformulasikan sedemikian rupa sehingga membentuk
suatu sistematika. Sebagai produk juga dapat diartikan sebagai hasil
proses berupa pengetahuan untuk penyebaran pengetahuan.
Semua fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori
dalam kimia merupakan produk sains yang telah ditemukan oleh para ahli melalui
bebagai macam proses sains.
Fakta-fakta dalam kimia contohnya seperti larutan NaCl dapat menghantarkan
arus lisrik, fakta ini diperoleh melalui hasil percobaan yang telah dilakukan.
Para ilmuan mencari tahu kenapa larutan NaCl dapat menghasilkan arus listrik,
setelah diselidiki ternyata NaCl dapat terionisasi dalam air menjadi
ion-ionnya, sehingga dapat menghatarkan arus listrik.
Hukum-hukum kimia meliputi hukum dasar kimia yang memuat hukum kekekalan
massa (Hukum Lavoisier), hukum perbandingan tetap (Hukum Proust), hukum
kelipatan perbandingan (Hukum Dalton), hukum perbandingan volume (Hukum Gay –
Lussac) dan lain sebagainya.
Teori – teori dalam kimia meliputi teori atom yang berkembang dari teori
atom demokritus hingga teori atom mekanika kuantum merupakan produk yang
lahir dari proses berpikir secara ilmiah, teori yang lain seperti teori
asam-basa dimulai dari teori asam-basa Arrhenius, teori asam-basa
Bronsted-Lowry, teori asam-basa Lewis dan lain-lain.
C.
Kimia
sebagai Sikap Ilmiah
Tujuan mata pelajaran Kimia dicapai oleh peserta didik melalui berbagai
pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah
pada tataran inkuiri terbuka. Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai
salah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran kimia
menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan
dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Sikap ilmiah menurut
beberapa ahli:
· Menurut
Carin dan Sund
Sikap ilmiah
mencakup sikap : ingin tahu, kerendahan hati, ragu terhadap sesuatu, tekad
untuk maju, dan berpikir terbuka.
Sikap ilmiah
mengandung dua makna (Harlen, 1989), yaitu attitude toward science dan attitude
of science. Sikap yang pertama mengacu pada sikap terhadap
sains sedangkan sikap yang kedua mengacu pada
sikap yang melekat setelah mempelajari sains. Jika seseorang memiliki sikap tertentu, orang itu cenderung berperilaku secara konsisten pada setiap keadaan.
Dari pandangan Harlen di atas, sikap ilmiah dikelompokkan
menjadi dua yaitu;
1. Seperangkat sikap yang menekankan sikap tertentu terhadap sainssebagai suatu cara memandang dunia serta dapat berguna bagi pengembangan
karir
di masa datang.
2. Seperangkat
sikap yang jika diikuti akan membantu proses pemecahan masalah.
·
Gega (Patta Bundu, 2006: 140) mengatakan aspek-aspek sikap ilmiah
mencakup: sikap ingin tahu, sikap penemuan,
sikap berpikir kritis, dan sikap teguh pendirian.
·
American Association for Advancement
of Science (Patta Bundu, 2006: 140) memberikan penekanan pada empat sikap
ilmiah yaitu: sikap jujur, sikap ingin tahu, berpikir terbuka, dan
sikap keragu-raguan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa sikap ilmiah adalah sikap yang melekat dalam diri seseorang
setelah mempelajari sains yang mencakup:
1. Sikap
ingin tahu
Aspek sikap ingin tahu meliputi
antusias mencari jawaban, perhatian pada objek yang diamati, antusias
pada proses sains, dan menanyakan setiap
langkah kegiatan.
2. Sikap
respek terhadap data/fakta
Aspek sikap respek terhadap
data/fakta meliputi objektif/jujur, tidak buruk sangka, mengambil keputusan
sesuai fakta, dan tidak mencampur fakta dan pendapat.
3. Sikap
berpikir kritis
Aspek sikap berpikir
kritis meliputi meragukan temuan orang lain, menanyakan
setiap perubahan atau hal baru, mengulangi kegiatan yang dilakukan, dan
tidak mengabaikan data meskipun kecil.
1.
Sikap penemuan dan kreativitas
Aspek sikap
penemuan dan kreativitas meliputi menggunakan fakta-fakta untuk dasar
kesimpulan, menunjukkan laporan berbeda dengan orang lain, merubah pendapat
dalam merespon terhadap fakta, menyarankan percobaan-percobaan baru, dan
menguraiakan kesimpulan baru hasil pengamatan.
5. Sikap
berpikiran terbuka dan kerjasama
Aspek sikap
berpikiran terbuka dan kerjasama meliputi menghargai pendapat temuan orang
lain, mau merubah pendapat jika data kurang tepat, menerima saran dari orang
lain, tidak merasa selalu benar, mengaggap setiap kesimpulan adalah tentative
dan berpartisipasi aktif dalam kelompok.
6. Sikap
ketekunan
Aspek sikap
ketekunan meliputi melanjutkan kebiasaan meneliti atau melakukan percobaan,
mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan, dan melanjutkan suatu
kegiatan meskipun orang lain selesai lebih awal.
7. Sikap peka
terhadap lingkungan sekitar.
Aspek sikap peka terhadap lingkungan
sekitar meliputi perhatian terhadap peristiwa sekitar, partisipasi pada
kegiatan social, menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Rangkuman
1.
Ilmu kimia
adalah ilmu yang mempelajari susunan zat, sifat zat, perubahan zat, dan
perubahan energi.
2.
Kimia
sebagai proses adalah suatu kerja ilmiah yang terdiri
dari keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dibutuhkan untuk
memperoleh dan mengembangkan pengetahuan
3.
Kimia sebagai produk adalah sekumpulan
pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep, dan
prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori-teori kimia
4.
Kimia
sebagai sikap adalah sikap
ilmiah yang harus dilakukan pada saat kerja ilmiah
|
Latihan
Petunjuk : Kerjakan latihan di
bawah ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan benar !
1.
Jelaskan apa saja yang dipelajari dalam kimia ?
2.
Jelaskan hakikat ilmu kimia sebagai produk !
3.
Bagaiamana cara-cara memperoleh produk kimia
4.
Apa saja sikap-sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seseorang ? Min. 3 !
Kunci Jawaban
1.
Kimia mempelajari susunan (komposisi dan struktur) zat, sifat zat,
perubahan zat, dan perubahan energi yang menyertai perubahan nya
2.
Hakikat ilu kimia
sebagai produk yaitu sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta,
konsep-konsep, dan prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori-teori kimia
3.
Produk-produk kimia
diperoleh dengan melakukan suatu proses atau yang disebut kerja ilmiah meliputi
keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dibutuhkan untuk memperoleh
dan mengembangkan pengetahuan
4.
Memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi, jujur, teliti, hati-hati
Tingkat penguasaan
No
|
Bobot/ Nilai Penguasaan
|
Keterangan
|
1
|
≥ 80
|
Siswa sudah dapat megusai
materi pembelajaran dengan sangat baik
|
2
|
60-80
|
Siswa sudah cukup menguasai
materi pembelajaran dan ditingkatkan lagi belajarnya
|
3
|
< 60
|
Siswa belum menguasai materi
pembelajaran sehingga perlu belejar lagi dan diberi tindak lanjut
|
Sumber Rujukan
Untuk
menambah wawasan Anda mengenai Hakikat Ilmu Kimia, Anda disarankan untuk
membaca :
Agus,
Akhril. 1985. Mengerti Kimia 1.
Bandung : IKIP Bandung.
Parning,
Horale, Tiopan. 2007. Kimia 1A.
Jakarta : Yudhistira.
Purba,
Michael. 2002. Kimia SMA Jilid 1A.
Jakarta : Erlangga.
0 komentar: